Kopi Jawa
Siapa, di mana dan bagaimana ia tumbuh

SEJARAH ASAL DAN DISTRIBUSI KOPI JAWA

Bagi banyak orang, Java Arabica adalah sejenis kopi Jawa. Kami memutuskan untuk memberi tahu mengapa ini tidak sepenuhnya benar.
Iklim, tanah, ketinggian pulau Jawa ideal untuk menanam kopi berkualitas tinggi1. Penjajah Belanda memperhatikan hal ini dan membawa pohon kopi pertama ke Indonesia pada akhir abad ke-18. Bibit berakar dengan baik, dan tak lama kemudian perkebunan menempati area yang luas di pulau itu.

Di pertengahan abad ke-20, kopi ini dibawa ke Kamerun. Ternyata dia tidak perlu menyuburkan tanah lagi dan dia praktis tidak sakit. Selama 20 tahun, penyeleksi telah menyebarkan kopi jenis ini ke seluruh negeri dan menyebutnya "java".

Pada 1990-an, Pusat Kerjasama Internasional dan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (CIRAD) Amerika Tengah memperkenalkan varietas Jawa ke Kosta Rika. Para ilmuwan percaya bahwa petani pemula akan tertarik padanya, tetapi ini tidak terjadi. Mereka tidak bermasalah dengan penyakit pohon kopi, jadi mereka memilih untuk tidak mengubah varietas yang biasa.

25 tahun kemudian, Panama mengenali varietas ini setelah para petani mencoba menanamnya tinggi di pegunungan dan mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan rasa cangkir yang enak.

Sekarang kopi Jawa diekspor ke seluruh dunia dari Kamerun, Indonesia dan Amerika Tengah.
Sejak lama diyakini bahwa nenek moyang kopi Jawa adalah Typica. Tetapi ahli genetika telah menemukan bahwa ini adalah mutasi dari varietas Arabika "Abyssinia" dari Ethiopia.
Pohon kopi tinggi dari varietas jawa, dengan warna daun perunggu yang tidak biasa dan buah beri yang besar, mulai berbuah sejak tahun ketiga kehidupan dan memberikan hasil rata-rata.

Kacang dengan rasa terbaik berasal dari pohon yang tumbuh di tanah kaya abu vulkanik dari ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Tapi, semakin jauh dari ekuator, semakin rendah tingkat pendaratannya.

RASA KOPI JAWA

Minuman yang terbuat dari biji-bijian varietas ini biasanya diperoleh dengan rasa manis yang lembut dan lembut serta rasa kacang, madu, dan cokelat, yang digantikan oleh keasaman berry ringan. Hasil akhirnya panjang dengan aroma asap, tumbuhan, dan tanah.

Terkadang biji kopi jawa hijau disimpan khusus selama 2-3 tahun agar berumur2. Udara laut yang asin, meski kelembapannya tinggi, tidak memberi peluang jamur. Biji-bijian berubah warna menjadi coklat muda. Rasa minuman yang sudah jadi menjadi lebih lembut, tetapi lebih pekat dan manis, tanpa rasa asam.

KOPI JAWA DALAM CAMPURAN

Salah satu campuran paling terkenal dan mahal yang menggunakan varietas ini adalah Mocha Java. Itu berasal dari abad ke-17 di pelabuhan Yaman Mocha. Para pelaut mulai mencampurkan kopi dari Indonesia dengan biji kopi lokal. Rasa kontras mereka saling melengkapi dengan sempurna. Hasilnya adalah minuman yang memadukan rasa cerah buah beri dan kopi jeruk dari Afrika dengan aroma rempah yang kaya dan kacang tanah Indonesia.

Dalam bentuk klasiknya, "java" Indonesia dan "moka" Yaman digunakan dalam campuran ini. Namun untuk menekan biayanya, seringkali kopi dari Ethiopia, Sumatera atau Robusta ditambahkan ke dalam Mocha Java.

Made on
Tilda